Butuh Bantuan?
Sering Dilakukan, Ketahui 6 Efek Negatif Tidur Setelah Sahur

Setelah sahur, apa yang biasanya kalian lakukan? Banyak orang mungkin akan menjawab langsung kembali tidur. Kebiasaan ini memang rasanya nyaman, apalagi saat kantuk masih menyerang. Namun, siapa sangka, tidur setelah sahur justru bisa membawa berbagai dampak negatif bagi kesehatan?
Meski kelihatannya sepele, tidur setelah makan sahur bisa memicu berbagai gangguan pencernaan, memperlambat metabolisme, bahkan meningkatkan risiko penyakit tertentu. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dampak buruk kebiasaan ini dan mencari solusinya.
Alasan Tidur Setelah Sahur Kurang Baik bagi Kesehatan
Tidur setelah sahur tidak memberikan cukup waktu bagi sistem pencernaan untuk bekerja dengan optimal. Saat kita makan, tubuh memerlukan waktu setidaknya 2 jam untuk mencerna makanan dan mengubahnya menjadi energi.
Jika kita langsung tidur setelah makan, sistem pencernaan bisa terganggu dan makanan tidak tercerna dengan baik. Menurut situs Mayo Clinic, setelah makanan masuk ke dalam perut, lambung akan mencernanya menjadi sari makanan yang kemudian akan diserap oleh tubuh.
Proses pencernaan oleh lambung dan penyerapan nutrisi memerlukan suplai darah yang cukup besar. Sehingga, jika kita tidur, aliran darah yang seharusnya membantu pencernaan menjadi terganggu.
Selain itu, ketika kita berbaring setelah makan, gravitasi yang seharusnya membantu makanan turun ke usus menjadi tidak bekerja dengan baik. Akibatnya, makanan justru menumpuk di lambung lebih lama dan bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, mulai dari gangguan pencernaan hingga risiko obesitas.
Efek Negatif Tidur Setelah Sahur
Sesuai penjelasan di atas, tidur setelah sahur dinilai kurang baik karena bisa menyebabkan gangguan sistem pencernaan. Gangguan metabolisme ini juga berdampak pada efek-efek negatif yang bisa saja kita rasakan. Apa saja?
1. Risiko Obesitas & Cepat Lapar
Setelah makan sahur, tubuh seharusnya menggunakan energi dari makanan untuk beraktivitas. Namun, jika kita langsung tidur, energi yang tidak terpakai akan secara otomatis disimpan dalam bentuk lemak.
Semakin sering kita tidur setelah makan sahur, semakin banyak lemak yang tertimbun dalam tubuh. Jika pola makan kita sehari-hari juga tinggi karbohidrat dan lemak, risiko obesitas akan semakin meningkat.
Selain itu, tidur setelah sahur juga bisa membuat kita cepat merasa lapar saat puasa. Hal ini terjadi karena proses pencernaan yang tidak optimal menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang cepat turun. Akibatnya, kita akan merasa lebih lapar saat berbuka, sehingga berpotensi makan lebih banyak dari seharusnya.
2. Asam Lambung Naik
Salah satu efek paling umum dari tidur setelah sahur adalah asam lambung naik atau yang kita kenal dengan istilah Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Ketika berbaring, gravitasi tak mampu membantu menurunkan makanan ke usus. Efeknya, gejala asam lambung bisa saja muncul.
- Mulas dan rasa terbakar di dada.
- Mual dan muntah.
- Rasa pahit atau asam di mulut.
- Kesulitan menelan.
Jika kebiasaan ini dibiarkan, asam lambung bisa merusak lapisan kerongkongan dan menyebabkan komplikasi lain, seperti radang atau luka pada dinding kerongkongan. Perlu setidaknya dua jam supaya makanan tercerna dengan baik agar asam lambung tidak naik ketika tidur.
3. Sembelit
Tidur setelah sahur juga bisa mengganggu pergerakan usus, sehingga meningkatkan risiko sembelit. Normalnya, makanan yang telah dicerna di lambung akan diteruskan ke usus untuk dipadatkan menjadi feses. Namun, jika kita langsung tidur setelah makan, proses ini menjadi lebih lambat.
Akibatnya, feses menjadi lebih keras dan kadang akan menimbulkan sembelit. Kondisi ini bisa semakin parah jika selama berpuasa kita tidak cukup minum air putih dan mengonsumsi serat dari buah serta sayur.
4. Lemas dan Kurang Bertenaga
Setelah makan, tubuh memproduksi hormon serotonin dan melatonin, yang dapat membuat kita lebih mengantuk. Jika langsung tidur, tubuh akan memasuki fase tidur dalam, sehingga ketika bangun, tubuh justru merasa lebih lemas dan kurang segar.
5. Gula Darah Tidak Stabil
Saat tubuh sedang dalam proses pencernaan, glukosa dari makanan akan mulai diserap oleh darah. Jika kita langsung tidur, metabolisme tubuh otomatis menjadi lebih lambat, sehingga kadar gula darah bisa naik secara drastis.
Fluktuasi kadar gula darah ini dapat meningkatkan kadar gula darah yang berkepanjangan, serta risiko diabetes tipe 2. Terutama jika pola makan kita setiap harinya kurang sehat dan tinggi akan gula.
Bagaimana Cara Mengatasi Rasa Kantuk Setelah Sahur?
Tidur setelah sahur memang terasa menyenangkan, tetapi kebiasaan ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Dari gangguan pencernaan hingga peningkatan risiko diabetes tipe 2, nyatanya efek negatifnya tidak bisa dianggap remeh.
Berilah jeda waktu setelah makan sebelum tidur agar tubuh memiliki kesempatan untuk mencerna makanan dengan baik. Lakukanlah beberapa tips berikut untuk cegah rasa kantuk yang muncul setelah sahur.
- Jangan makan terlalu banyak, konsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan gizi yang seimbang.
- Minum air putih yang cukup dan hindari minuman berkafein berlebihan di malam hari bulan puasa.
- Cuci muka saat sahur, langsung persiapkan diri untuk salat subuh ketika selesai.
- Lakukan aktivitas ringan, seperti menyimak majelis ilmu, tadarus, atau membaca buku.
- Tidur lebih awal di malam hari dan jangan buang waktu jika sudah menyelesaikan rencana ibadah malam.
Rasa kantuk setelah sahur tidak jarang muncul akibat pola tidur yang buruk selama Ramadan. Aktivitas makan yang difokuskan pada malam hari, kadang menyebabkan timbulnya gangguan tidur. Hasilnya, jam tidur yang wajarnya 6-7 jam, menjadi berkurang.
Sebagai gantinya, mulailah dengan pola tidur yang lebih teratur dan terapkan kebiasaan yang baik. Jika kalian memiliki gangguan tidur, seperti insomnia atau terbangun dengan kondisi yang terasa lemas, Herba TDR bisa menjadi solusi alaminya.
Dengan formulasi Curcuma xanthorrhiza, Myristica fragrans, dan Centella asiatica, bahan-bahan alami tersebut terbukti secara empiris berkhasiat mengusir gangguan tidur, meredakan pegal, dan membuat saraf tubuh semakin rileks.