Butuh Bantuan?
Mengantuk di Siang Hari, Meski Sudah Cukup Tidur?

Bangun tidur, tetapi tubuh tetap merasa lemas, lesu, dan susah fokus? Kasus ini kadang membuat orang bingung, apalagi jika sudah mencoba banyak cara, seperti minum kopi hingga cuci muka. Namun, tetap saja rasa mengantuk ini tak terbendung lagi, meski merasa sudah cukup tidur.
Mengantuk di siang hari, meski sudah cukup tidur di malam hari, biasanya adalah efek dari pola tidur yang tidak teratur. Namun, kasus ini juga bisa menandakan adanya gangguan tidur. Dalam dunia medis, gangguan ini dikenal dengan sebutan hipersomnia dan penyebabnya bisa beragam.
Mengenal Apa itu Gangguan Tidur Hipersomnia
Hipersomnia adalah kondisi di mana seseorang mengalami rasa kantuk yang berlebihan di siang hari, bahkan setelah tidur malam yang cukup. Tidak hanya itu, penderita hipersomnia sering merasa kebutuhan tidurnya tak pernah tercukupi, dan bisa tidur berjam-jam lebih lama dari orang biasa.
Berdasarkan penyebabnya, hipersomnia terbagi menjadi primer dan sekunder. Hipersomnia primer berkaitan langsung dengan gangguan sistem saraf pusat. Sementara hipersomnia sekunder, terjadi akibat kondisi kesehatan tertentu, gangguan psikologis, konsumsi obat-obatan, atau pola hidup yang buruk.
Penyebab Rasa Kantuk dan Tidur yang Berlebihan
Hipersomnia memiliki gejala umum berupa rasa kantuk yang berlebihan, bisa tertidur beberapa kali dalam sehari, hingga perubahan drastis suasana hati. Sejumlah hal berikut adalah penyebab timbulnya kasus tidur berlebihan.
1. Obstructive Sleep Apnea (OSA)
OSA adalah salah satu penyebab tersering dari hipersomnia yang penderitanya jarang menyadarinya. Gangguan ini mampu mendistraksi pernapasan saat tidur, ditandai dengan adanya penyumbatan saluran napas. OSA memiliki beberapa ciri khas, seperti berikut!
- Tidur dengan dengkuran yang keras.
- Napas terhenti sesaat dan sering kali tidak disadari.
- Terbangun mendadak dengan sensasi seperti tersedak.
- Bangun pagi dengan sakit kepala atau tenggorokan kering.
Penderita mungkin merasa sudah tidur selama 7-8 jam, tetapi sebenarnya kualitas tidur mereka terganggu karena sering terbangun mikro sepanjang malam. Akibatnya, tubuh tidak masuk ke fase deep sleep yang penting untuk pemulihan energi dan fungsi otak.
Hal ini berbanding lurus dengan studi, penelitian dalam Journal of Clinical Sleep Medicine pada 2022 lalu menunjukkan bahwa 9-22% penderita OSA mengalami kantuk berat di siang hari dan cenderung tidak menyadari penyebabnya.
2. Restless Legs Syndrome (RLS)
RLS atau sindrom kaki gelisah adalah gangguan neurologis yang menyebabkan penderitanya memiliki dorongan kuat untuk menggerakkan kaki, terutama saat istirahat. Gangguan ini memiliki beberapa tanda, di antaranya seperti berikut!
- Sensasi seperti kesemutan, geli, gatal, atau bahkan nyeri di kaki.
- Gejalanya bisa memburuk saat malam hari.
- Keinginan untuk terus menggerakkan kaki agar rasa tidak nyaman hilang.
Penderita RLS sering kali kesulitan untuk tertidur atau terbangun berulang kali di malam hari. Hasilnya, tidur malam tidak nyenyak dan menyebabkan rasa kantuk terus-menerus di siang hari. Penyebab RLS biasanya adalah kekurangan zat besi, kehamilan, kelelahan, stres, atau efek samping obat.
3. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan neurologis yang sangat memengaruhi cara otak mengatur siklus tidur dan bangun. Kondisi ini bisa sangat berbahaya, serangan tidurnya bisa terjadi saat sedang berbicara, makan, bahkan mengemudi, dan penderitanya tak bisa menundanya. Apa saja gejalanya?
- Kantuk ekstrem yang datang tiba-tiba.
- Serangan tidur tanpa peringatan.
- Katapleksi, hilangnya kontrol otot secara tiba-tiba, sering kali dipicu oleh emosi seperti tertawa atau terkejut.
- Halusinasi tidur sebelum atau sesaat setelah bangun tidur.
- Sleep paralysis.
4. Efek Samping Obat
Beberapa obat, seperti biasanya tertera dalam kemasan, memiliki efek samping berupa kantuk berat karena memengaruhi sistem saraf pusat dan hormon pengatur tidur. Beberapa obat yang berpotensi menyebabkan kantuk, di antaranya seperti berikut!
- Obat pereda alergi.
- Obat penenang.
- Obat anti-depresan.
- Obat epilepsi dan anti-kejang.
- Obat pereda nyeri.
Obat-obatan ini sering kali bekerja dengan meningkatkan aktivitas neurotransmitter seperti GABA, atau menghambat sistem yang merangsang otak untuk tetap terjaga. Akibatnya, pengguna merasa mengantuk berlebihan meski tidak merasa lelah sebelumnya.
5. Gangguan Kesehatan Mental
Kesehatan mental sangat memengaruhi kualitas dan pola tidur. Salah satu gejala khas dari depresi adalah gangguan tidur, baik insomnia maupun hipersomnia. Terdapat beberapa alasan mengapa orang dengan gangguan depresi merasa sangat mengantuk.
- Otak mencoba mematikan rasa sakit emosional dengan memicu kebutuhan tidur berlebihan.
- Fungsi neurotransmitter yang berkaitan dengan suasana hati seperti serotonin dan dopamin terganggu.
- Kehilangan motivasi dan semangat hidup juga membuat tubuh merasa tidak bertenaga.
Hal ini juga berbanding lurus dengan studi ilmiah, menurut Journal of Affective Disorder, hampir setengah dari pasien dengan depresi mayor mengalami hipersomnia sebagai bagian dari gejala gangguan mood mereka.
6. Pola Tidur yang Buruk
Tidur larut malam atau sering mengganti-ganti jam tidur bisa merusak ritme sirkadian, yaitu jam biologis tubuh yang mengatur kapan kita harus tidur dan terjaga. Efek dari ritme sirkadian yang terganggu, bisa menyebabkan sulit tidur, bangun tidak segar, mengantuk di siang hari, dan depresi ringan.
Kebiasaan lain seperti begadang, bekerja di shift malam, atau sering balas dendam tidur di akhir pekan bisa membuat ritme sirkadian semakin kacau. Akibatnya, tubuh mengalami kebingungan antara waktu tidur dan waktu bangun.
Tips Mengatasi Kasus Mengantuk Berlebihan, Meski Sudah Cukup Tidur
Kantuk yang berlebihan, apalagi jika sering, bisa menjadi tanda bahwa tubuh kita membutuhkan perhatian lebih. Bukan sekedar kurang tidur, tetapi juga bisa disebabkan oleh berbagai faktor fisik maupun psikologis. Untuk itu, kita perlu mengevaluasi penyebabnya bersama ahli.
Tidur yang baik bukan hanya soal durasi saja, tetapi juga soal kedalaman dan ketenangan dari tidur itu sendiri. Kalian bisa menggunakan aplikasi pelacak tidur atau, bila perlu, menjalani sleep study untuk mengetahui apakah ada gangguan tidur tertentu, seperti sleep apnea, RLS, insomnia, dan lainnya.
Beberapa penyakit seperti depresi, gangguan tiroid, atau masalah pernapasan saat tidur bisa menyebabkan kantuk yang berlebihan. Jika kalian punya riwayat gangguan ini atau merasakan gejala lainnya, segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Perbaiki sleep hygiene kita. Hindari konsumsi kafein di sore atau malam hari, biasakan tidur dan bangun pada waktu yang sama, serta jauhkan gadget setidaknya 1-2 jam sebelum tidur. Ciptakan suasana kamar yang mendukung, seperti kamar yang tenang, gelap, dan sejuk.
Terakhir, hindari self-diagnosis. Jangan buru-buru menyimpulkan ini dan itu. Tolong dengarkan sinyal dari tubuh, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika kantuk berlebihan terus berlanjut.
Penutup
Meski terlihat sepele, kondisi ini bisa menurunkan produktivitas. Pola tidur yang tidak teratur ini juga berisiko penyakit. Yang lebih parah lagi, kantuk berlebihan ini bisa meningkatkan risiko kecelakaan kerja dan lalu lintas.
Sebagai ikhtiar untuk menjaga kualitas tidur, Herba TDR hadir sebagai solusi alami untuk mengatasi gangguan tidur, memperbaiki suasana hati, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Terbuat dari bahan alami Myristica fragrans dan Centella asiatica, khasiatnya terbukti secara empiris dan tidak menimbulkan efek samping.