Menilik Cara Budi Daya Pegagan di Kebun Herbal Indo Utama

Pegagan, tanaman dengan daun hijau berbentuk kipas, memiliki nama ilmiah Centella asiatica. Tanaman ini telah lama dikenal memiliki khasiat yang luar biasa, baik untuk pengobatan maupun kosmetik. Manfaatnya yang luas, termasuk nilai ekonominya yang tinggi, membuat banyak orang tertarik untuk budi daya pegagan sendiri.

Jika Anda berkunjung ke Eduwisata Kebun Herbal milik Herbal Indo Utama, Anda akan berkesempatan bertemu dengan Bapak Marno, seorang ahli budi daya tanaman herbal yang telah lama mengelola kebun ini. Dengan senyuman ramah, beliau akan memandu mengelilingi kebun sambil berbagi pengetahuan tentang pegagan.

Pegagan Punya Khasiat yang Luar Biasa

“Tanaman pegagan ini memiliki banyak manfaat, mulai dari melancarkan peredaran darah, meredakan nyeri sendi, hingga meningkatkan fungsi otak,” jelas Bapak Marno sambil menunjukkan daun pegagan segar yang baru saja dipanen. Tidak mengherankan jika pegagan banyak dicari oleh industri farmasi dan kosmetik.

Tanaman ini memang sudah begitu dikenal dalam dunia pengobatan tradisional dan modern. Khasiatnya bahkan telah didukung oleh berbagai penelitian ilmiah, terutama dalam membantu mempercepat penyembuhan luka, meningkatkan kinerja otak dan saraf, serta sebagai anti-inflamasi alami.

Cara Budi Daya Pegagan Ternyata Mudah

Panen dari Budi Daya Pegagan

Salah satu aspek menarik dari budi daya pegagan adalah kemudahan perawatannya. Meski begitu, seperti tanaman lainnya, pegagan membutuhkan perhatian khusus. “Budi daya tanaman ini relatif mudah, hanya saja perawatannya perlu diperhatikan, terutama dalam hal penyiangan,” kata Bapak Marno.

Pegagan tumbuh dengan cepat dan cenderung berkompetisi dengan gulma. “Kalau terlambat disiangi, gulma bisa menghambat pertumbuhan pegagan,” tambahnya. Oleh karena itu, proses penyiangan dilakukan dua kali selama siklus panen untuk memastikan pegagan tumbuh optimal tanpa terganggu oleh gulma.

Bapak Marno menjelaskan bahwa pegagan bisa diperbanyak melalui sulur-sulur yang dihasilkan saat bertunas. “Setiap tunas pegagan akan mengeluarkan sulur, dan sulur ini kemudian akan mengeluarkan akar. Akar ini bisa kita potong dan tanam kembali,” paparnya.

Metode ini tidak hanya efisien, tetapi juga ramah lingkungan karena tanaman tidak perlu dihabiskan setiap kali panen. “Saat panen, kita hanya mengambil batang dan daunnya saja, sementara akarnya masih bisa bertunas lagi,” jelasnya. Dengan metode ini, dalam waktu dua bulan saja tanaman sudah siap dipanen kembali.

Selain penyiangan, pemupukan adalah aspek penting lainnya dalam budi daya pegagan. “Kami menggunakan kompos dari limbah produksi yang difermentasi untuk pemupukan,” ujar Bapak Marno. Pemupukan organik ini membantu menjaga kualitas tanah dan pertumbuhan tanaman, sehingga pegagan yang dihasilkan juga memiliki kualitas yang tinggi.

Kebun milik Herbal Indo Utama ini sendiri telah melakukan budi daya pegagan sejak tahun 2019 dan hingga kini terus berkembang dengan hasil panen yang sangat stabil. Tanaman-tanaman berkualitas tinggi ini dipasok untuk diolah menjadi obat herbal dan produk-produk kesehatan lainnya, salah satunya Herba TDR.

IKUTI UPDATE

Masukkan email Anda untuk mengikuti.