Butuh Bantuan?
Tidur dengan Selimut Tebal Diyakini Mampu Mengatasi Insomnia

Saat membicarakan solusi untuk insomnia atau stres, kebanyakan orang mungkin akan berpikir soal obat, aromaterapi, atau herbal. Padahal, ada satu metode mengatasi insomnia yang cukup mudah, yakni menggunakan selimut tebal. Namun, seberapa efektif dampaknya?
Sebetulnya, ini bukan hal baru. Banyak terapis telah memanfaatkan selimut tebal untuk pendekatan terapi sensorik, terutama pada anak-anak dengan spektrum autisme. Hanya saja, manfaatnya kini juga mulai terasa oleh orang dewasa yang mengalami gangguan tidur dan kecemasan.
Bagaimana Selimut Tebal yang Dimaksud?

Selimut tebal di sini, mengacu pada selimut berat (weighted blanket). Produsen merancang selimut ini secara khusus dengan menambahkan beban di dalamnya. Beban biasanya berupa butiran kaca mikro, pelet plastik, dan sejenisnya, agar selimut mampu memberi tekanan merata ke seluruh tubuh.
Produsen biasanya menyesuaikan beratnya dengan kebutuhan pengguna, biasanya berdasarkan berat badan pemakai. Rancangan selimut yang seperti ini, meniru efek dari deep pressure touch stimulation (DPTS).
Efek DPTS mampu memberi tekanan yang lembut dan mantap pada tubuh. Hal ini menciptakan rasa aman, nyaman, dan rileks. Efeknya mirip seperti ketika kita dipeluk, dipijat ringan, atau diselimuti oleh gendongan yang hangat.
Benarkah Selimut Tebal Mampu Mengatasi Insomnia?
![]()
Occupational Therapy in Mental Health melakukan penelitian yang terbit di Australian Psychiatry Journal pada tahun 2008. Studi ini menemukan bahwa penggunaan selimut berat mampu menurunkan kadar stres dan kecemasan. Keduanya merupakan penyebab umum dari insomnia kronis.
Tekanan lembut dari selimut tebal merangsang sistem saraf parasimpatik, yakni bagian dari sistem saraf otonom yang mengatur fungsi tubuh saat tidur. Hasilnya, tubuh akan mulai memperlambat detak jantung, menurunkan tekanan darah, dan memberikan sinyal kepada otak agar rileks.
Lebih jauh lagi, tekanan dari selimut ini meningkatkan produksi serotonin dan oksitosin, dua hormon yang lazim fungsinya meningkatkan suasana hati dan menciptakan perasaan damai. Tubuh lalu mengonversi serotonin menjadi melatonin, hormon utama yang mengatur siklus tidur kita.
Efek ini mirip dengan terapi pelukan, tubuh kita secara biologis memang merespons sentuhan dengan cara yang positif. Tak heran jika saat ini, banyak rumah sakit, klinik psikologis, hingga unit perawatan anak menggunakan selimut berat sebagai pendekatan terapi non-obat.
Cara Memilih Selimut Tebal untuk Terapi Insomnia
Memilih selimut berat tidak boleh kita lakukan secara asal, karena kenyamanan dan efektivitasnya sangat bergantung pada ukuran dan berat yang sesuai dengan kondisi tubuh penggunanya. Salah satu faktor utama yang harus kita perhatikan adalah berat selimut itu sendiri.
Untuk orang dewasa, rekomendasi umum adalah memilih selimut dengan berat sekitar 5 hingga 10 persen dari berat badan. Misalnya, jika berat badan kita adalah 60 kg, maka selimut yang ideal memiliki berat antara 6 hingga 7 kg.
Sementara untuk anak-anak, disarankan untuk memilih selimut dengan berat sekitar 10 persen dari berat badannya, ditambah 0,5 kg. Meski demikian, untuk anak-anak, sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter atau terapis agar mendapatkan rekomendasi yang tepat dan aman.
Selain berat, ukuran selimut juga penting untuk kita perhatikan. Pilih selimut yang cukup untuk menutupi seluruh tubuh dengan nyaman. Selimut yang terlalu besar atau berat justru bisa membuat tidur menjadi tidak nyaman dan menjadikan tubuh sulit untuk bergerak bebas.
Faktor lainnya adalah bahan pelapis dan isian selimut. Pilihlah bahan nyaman, lembut, dan memiliki sirkulasi udara yang baik agar tidak terasa panas, terutama bagi kita yang hidup di daerah beriklim tropis seperti Indonesia.
Penutup
Meskipun penggunaan selimut berat masih menjadi bahan penelitian, bukti-bukti awal menunjukkan jika alat sederhana ini bisa menjadi solusi efektif dan alami untuk membantu tidur lebih nyenyak, terutama bagi penderita insomnia dan kecemasan.
Sebaiknya tak perlu tergesa-gesa membeli tanpa panduan, terutama karena tidak semua orang cocok. Jika digunakan dengan bijak dan sesuai kondisi, selimut berat bisa menjadi alat yang membawa rasa nyaman dan tenang. Jika insomnia parah, terapi obat mungkin tetap diperlukan.
Herba TDR juga bisa menjadi solusi untuk kita yang bermasalah dengan jam tidur tidak teratur, insomnia, sleep inertia, dan sejenisnya. Terbuat dari formulasi Myristica fragrans, Centella asiatica, dan Curcuma xanthorrhiza. Bahan-bahan alami tersebut telah terbukti secara empiris mampu mengobati gangguan tidur.

